
Kreativitas bukan sekedar slogan atau tagline yang sering kita dengar atau baca, namun hanya kita mengerti permukannya saja. Kreativitas adalah sebuah sistem berpikir yang mutlak diperlukan bagi setiap orang untuk dapat beradaptasi mengatasi perkembangan jaman. Kreativitas ada namun tidak disadari. Kreativitas terlihat namun tidak dipahami betapa besar kekuatannya. Untuk membudayakan pemikiran kreatif sejak dini, kita dapat mengawalinya dari ruang kelas, dimana siswa sejak level pendidikan dini mendapatkan stimulus yang tepat agar kretativitas muncul dengan natural dan semakin kuat dari waktu ke waktu. Dalam menjawab hal ini, sebuah aplikasi pembelajaran dibutuhkan agar dapat mengembangkan kemampuan siswa sebagai individu yang kreatif dan inovatif, serta memiliki kemampuan berpikir kritis dan sistematis.

John Spencer memperkenalkan LAUNCH sebagai sebuah aplikasi pembelajaran yang dapat mennjawab tantangan tersebut. LAUNCH memiliki 7 fase yaitu: Look, listen and learn; Ask a ton of questions; Understand the problem or process; Navigate the ideas; Create a prototype; Highlight what’s working and fix what’s failing; Launch it. LAUNCH sendiri merupakan sebuah aplikasi pembelajaran menggunakan konsep Design Thinking. Konsep berpikir yang nampaknya hanya dapat digunakan oleh orang dewasa dan hanya dapat dilakukan dikalangan bisnis, oleh John Spencer dibuat sedemikian rupa sehingga mampu diaplikasikan di dalam kelas, bahkan ditambahkan mampu menstimulus serta memberi struktur pada kreativitas.

Lesson Plan LAUNCH sangat aplikatif jika dilakukan di dalam kelas. Lesson Plan LAUNCH memiliki prinsip SMART di dalam perencananya. Lesson Plan ini sangat “Specific” dalam topik pembelajarannya. Guru dapat memberikan batasan yang sangat jelas atau mengarah ke topic yang sangat khusus dalam setiap proyek belajar yang menggunakan LAUNCH. Lesson Plan LAUNCH juga “Measurable” dengan menyertakan fase-fase yang ada di siklus LAUNCH dan melengkapinya dengan tujuan yang perlu dicapai oleh siswa di akhir kegiatan. Guru memiliki kemampuan dalam mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan tersebut, yaitu prinsip “Attainable”, karena guru dapat menggunakan standar pencapaian siswa yang telah disetkan oleh kurikulum sekolah masing-masing. Hal ini tentunya sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif siswa yang telah dipahami guru kelas dengan sangat baik. Dalam prinsip “Time”, LP LAUNCH memberikan pengaturan waktu pembelajaran yang telah di ukur dengan baik agar setiap kegiatan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif dari awal hingga akhir. LP juga menyediakan beberapa kata kunci di setiap kegiatan agar menolong guru dan siswa mengembangkan dirinya pada kemampuan-kemampuan tertentu yang perlu dikuatkan atau dicapai ketika kegiatan berlangsung.
PERSIAPAN LESSON PLAN LAUNCH
Apa yang perlu dipersiapkan oleh seorang guru kelas dalam memproses LP LAUNCH? Selain menyiapkan alat dan bahan, guru juga wajib mempersiapkan fasilitas, media pembelajaran dan hal-hal tambahan yang mungkin dibutuhkan. Namun sebenarnya ada banyak elemen penting yang sangat perlu dimiliki oleh seorang guru dalam mengaplikasikan LP LAUNCH. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat menarik bagi para guru. Karena sistem pembelajaran yang selama ini terjadi hanya berfokus pada proses berpikir yang konvergen (kemampuan berpikir untuk menemukan satu kemungkinan jawaban dalam menyelesaikan satu masalah) tanpa merangsang proses berpikir divergen (berpikir kreatif – kemampuan berpikir untuk menemukan beberapa kemungkinan jawaban dalam berbagai persepektif), oleh Munandar (2009). Sehingga guru sendiri harus terbuka dan memiliki kemampuan berpikir kreatif dan terstruktur terlebih dahulu, karena ini akan menjadi acuan bagi siswa di dalam kelas.
Kemampuan guru dalam memahami apa sebenarnya Lesson Plan itu atau yang umum disebut sebagai rencana pembelajaran, di Indonesia juga sangat penting. Lesson Plan sudah seharusnya lebih berfokus pada kebutuhan siswa, bukannya kepentingan pribadi guru. Sehingga Lesson Plan seharusnya membawa kebebasan dan semangat bagi siswa karena dibuat khusus untuk mereka. Untuk sampai di tahap ini, guru harus memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai perkembangan kognitif dan memiliki kemampuan observasi terhadap kepribadian dan cara belajar masing–masing siswa. Hal tersebut dapat mengantarkan guru sebagai fasilitator yang sangat efisien dan efektif dalam mengembangkan kreatifitas di dalam kelas. Satu hal lagi yang perlu dipersiapkan guru adalah, kemampuan expository yang baik akan menolong siswa memahami dengan maksimal dan membuat pemikiran mereka lebih teratur dan terstrukur.

Sekarang kita akan masuk ke dalam ruang kelas.
Lesson Plan 1: Look. Listen. Learn.
Untuk memberi contoh mengenai batasan yang spesifik, guru akan memberikan tema: bagaimana membuat sebuah model roller coaster. Dengan durasi waktu sekitar 60-75 menit, guru mengarahkan kegiatan ini agar siswa mampu mencapai tujuan untuk dapat mendengarkan dan memahami keinginan audience terhadap model roller coaster yang mereka inginkan. Guru akan mengarahkan siswa untuk mengobservasi video terlebih dahulu. Guru juga menyediakan bahan seperti isolasi, kertas, kardus, kelereng, sedotan, stik es krim. Selain itu, guru juga membekali siswa dengan LAUNCH notebook, kartu berukuran 3×5 inchi, pensil warna untuk menggambar grafik, juga disediakan, dalam kegiatan ini. Setelah melihat video, siswa diminta menuliskan observasi ataupun pertanyaan yang muncul dipikiran mereka. Lalu siswa dibagi dalam beberapa kelompok (LAUNCH team). Di dalam kelompok, siswa menyampaikan pertanyaan yang mereka tuliskan tadi lalu mereka didorong untuk dapat menentukan 4 pertanyaan survey yang akan mereka tanyakan kepada audiencemereka nantinya. Guru dapat membantu dengan memberikan contoh-contoh pertanyaan jika siswa mengalami kesulitan. Kemudian langkah selanjutnya, dari 4 pertanyaan tersebut masing masing anggota kelompok harus memilih satu pertanyaan yang dikembangkan menjadi pertanyaan pilihan ganda untuk menjadi pertanyaan dalam survey.
Dari kegiatan awal ini, siswa diajak untuk berpikir kritis dengan memberikan pengamatan yang baik dan ide kreatif mereka juga dirangsang dengan melihat bahan-bahan materi yang disediakan guru. Sehingga siswa semakin menunjukkan rasa ingin tahu dan juga mulai mempunyai prediksi atau perkiraan mengenai model roller coaster yang akan mereka buat, dalam pikiran mereka. LP satu ini demikian penting karena dapat membangun kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan–pertanyaan yang tepat. Karena membuat pertanyan yang tepat tentu tidak mudah. Siswa ditantang untuk dapat melakukan empati kepada audiencesaat membuat pertayaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk dibuat terstruktur dan terarah agar nantinya dapat membantu kelompok untuk mendapatkan gambaran roller coaster yang tepat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan auideincemereka. Maka kita melihat guru mengarahkan siswa secara berjenjang saat membuat pertanyaan, sehingga terciptalah pertanyaan yang tajam dan mendasar. Hal ini juga menyebabkan kemampuan komunikasi siswa terbangun semakin kuat sejak awal. Saat mereka dapat menyampaikan pertanyaan, mampu membagikan ide dan gagasan mereka dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan tidak hanya agar mereka dapat mengetest prediksinya terhadap kebutuhan audiencenamun juga supaya mereka spesifik dalam melihat trend terhadap model roller coaster yang akan mereka desain.
Lesson Plan 2: Ask a ton of questions
Setelah itu dilanjutkan dengan LP dua, dimana siswa melakukan kegiatan” Ask a ton of questions” dan” Understand the problem or process”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah siswa dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang semakin terarah dan spesifik serta membuat mereka dapat melakukan penelitian mandiri dengan bertanya dan mencari tahu lewat internet,untuk dapat menganalisa informasi dan membuat kesimpulan. Dalam kegiatan ini guru memberi waktu sekitar 45-60 menit kepada para siswa dan memberi kesempatan mereka agar mampu mengeluarkan pertanyaan–pertanyaan yang berasal dari rasa keingintahuan mereka masing-masing mengenai bagaimana cara kerja dari sebuah roller coaster. Sekali lagi, penting bagi guru agar dapat mengarahkan siswa dengan baik supaya mereka mampu mengarahkan pertanyaan dengan semakin tajam dan spesifik. Siswa akan diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan pribadi mengenai cara kerja roller coaster. Lalu mereka berkumpul dengan grup mereka untuk menyatukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dari sini mereka akan mengeliminasi pertanyaan–pertanyaan yang sama, dan menyempurnakan pertanyaan-pertanyaan untuk dicari tahu jawabannya dari internet.
Kegiatan ini menyebabkan siswa memiliki banyak sekali data, sehingga guru perlu menolong siswa agar mempunyai kemampuan dalam mengelompokkan dan mengolah data dengan baik. Verifikasi dan validasi kemudian menjadi pengetahuan yang sangat penting dimiliki siswa dalam LP 2 LAUNCH ini. Mengingat bahwa internet dapat menghadirkan berbagai macam jawaban mengenai roller coaster, siswa memerlukan kemampuan menyaring informasi dengan sangat baik agar mereka dapat mengambil data-data akurat yang dikeluarkan oleh pihak yang kredibel, dan yang paling penting adalah mereka mampu memahami dengan baik hal tersebut. Pemahaman yang baik mengenai informasi berikut data-data di dalamya dapat menolong siswa menjadi sangat hati-hati dalam mengelompokkan data, memilah–milahnya, mengeliminir, lalu mengolah informasi dan menganlisanya dengan baik. Kemampuan analisa yang baik lahir ketika, siswa terbiasa menggunakan cara berpikir runtut dan terstruktur. Kehati-hatian dan kecermatan siswa dalam menganalisa suatu masalah, membuat mereka mampu menghasilkan kesimpulan yang tepat dan terarah, yang dapat ditindaklanjuti secara konkret di dalam proses lesson plan selanjutnya.
Melihat dan mengalami bagaimana dua LP LAUNCH dilaksanakan, membuat kita bisa mengerti dan memahami bahwa dengan mengaplikasikan Lesson Plan LAUNCH, guru dapat memberikan struktur bagi siswa dalam mengembangkan pemikiran kreatif. Siswa memiliki kemampuan berpikir yang runtut dan membuat elemen kreativitas seperti rasa ingin tahu, kemampuan mengumpulkan data, kemampuan menelaah permasalahan, kemampuan berinteraksi dan berkomuniaksi, muncul dan semakin kuat dalam diri siswa. Meskipun guru percaya bahwa pada dasarnya setiap siswa di dalam ruang kelasnya adalah individu-individu kreatif, namun hal ini tidak cukup berguna bila siswa itu sendiri tidak mampu menyadarinya. Lesson plan atau rencana pembelajaran yang ditawarkan LAUNCH dapat menolong siswa menyadari hal tersebut, karena tujuan yang tertera di dalam Lesson Plan ini dibuat spesifik sesuai tahap perkembang kognitif mereka. Kreativitas siswa berkembang dengan baik melalui LP LAUNCH, karena kegiatan didalamnya memberikan kebebasan dan mendorong mereka sebagai desiner sejak dini. LP LAUNCH tidak hanya mendorong siswa lebih percaya diri, namun juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan guru sebagai fasilitator yang baik untuk kelas kreatif mereka. Karena bahasa yang digunakan dalam LP ini mudah dipahami, memiliki langkah–langkah yang sistematis dan detail. Sehingga melalui LP LAUNCH ini guru dan siswa dapat saling memberi pengaruh dalam memunculkan pemikiran-pemikiran kreatif dari dalam diri mereka dan mengasahnya secara natural seiring dengan waktu.
Untuk itu, LP Launch dibuat terstruktur dan terarah agar rasa ingin tahu yang menjadi pemicu bagi lahirnya kreatifitas terus mendapatkan stimulus sehingga keluarlah berbagai pertanyaan–pertanyaan penting yang tajam yang dilengkapi dengan kemampuan keruntutan berpikir dalam mengolah informasi penting dan menganalisanya secara hati-hati agar siswa pada akhirnya dapat menarik kesimpulan konkret untuk ditindaklanjuti di tahap selanjutanya. LP LAUNCH berupaya menjaga agar api kreatifitas dalam diri siswa tidak pernah padam. Dengan mengaplikasikan LP Launch tahap selanjutnya kita semakin melihat dan memahami bahwa LP LAUNCH juga dapat mengembangkan kemampuan kreatif dalam menciptakan ide dan gagasan menjadi bentuk yang konkret dan inovatif. ***